Pemuda dan Konstitusi

PEMUDA DAN KONSTITUSI

Oleh: Pan Mohamad Faiz

Disampaikan sebagai bahan pengantar untuk Acara “Kampus Konstitusi” yang ditayangkan ulang melalui jaringan TV Jawa Pos Multimedia Corporation (JPMC) di JakTV, C-TV, JTV, Batam TV, dan sebagainya pada Kamis-Jumat, 28-29 Mei 2009 Pukul 22.00 WIB.

Pendahuluan

IMG_8661Terbukanya pintu reformasi yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari tampuk kepemimpinan nasional membawa banyak perubahan dalam struktur dan tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Salah satu hal yang terlihat jelas yaitu terjadinya arus perubahan dalam memandang konstitusi sebagai paradigma baru dalam bernegara yaitu cita konstitusionalisme dengan menyinergikan antara konstitusi dengan demokrasi hingga membentuk konsep demokrasi konstitusi  (constitutional democracy). Pensakralan terhadap ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam UUD 1945 pun akhirnya tumbang setelah dilakukannya amandemen UUD 1945 melalui empat kali tahapan pada tahun 1999 sampai dengan 2002.

Walaupun dari segi nama tidak mengalami banyak perbedaan, namun dari sisi substansi UUD 1945 mengalami perubahan yang cukup mendasar. Konsep bernegara, struktur kelembagaan, dan penegasan terhadap perlindungan hak asasi manusia menjadi tiga hal utama yang menjadi tema sentral dalam proses amandemen tersebut. Hasilnya,  71 butir ketentuan yang ada sebelumnya telah bertambah menjadi 199 butir ketentuan.

Continue reading

Bedah Buku “Bangkit Indonesia: Menaklukkan Tantangan, Meraih Harapan”

BUAH BUKU PEMIKIRAN UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA
Karya Pan Mohamad Faiz

buku2Solusikini.com – Buku berjudul “Bangkit Indonesia: Menaklukkan Tantangan, Meraih Harapan”, karya Pan Mohamad Faiz (PMF) dibedah di Ruang Prof. Padmo Wahyono, FHUI, Depok, Jawa Barat dengan dibuka melalui nyanyian Indonesia Raya, serta alunan biola dari dan puisi. Perjalanan konten buku ini dimulai sejak masa kuliah penulis hingga sekarang. Buku ini juga berusaha untuk menuangkan gagasan pemikiran yang terserak, dan dikumpulkan untuk membangkitkan Indonesia ditengah-tengah tantangan dan juga bagaimana untuk meraih harapan.

Keberadaan bedah buku Pan Muhamad Faiz ini didukung oleh tiga pembedah, Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. yang dahulu juga merupakan pembimbing dari PMF ketika masih Mahasiswa, Riza Fadli Buditomo sebagai pribadi yang bekerja di salah satu Lawfirm terbesar di Jakrta yang dahulu juga merupakan senior penulis di FHUI, serta Manggala Putra Gonjeshenn selaku Ketua Ketus Studi Mahasiswa (KSM) Eka Prasetya periode 2009. Dari semua pembedah seluruhnya juga memaparkan kebanggan kepada penulis karena keberaniannya untuk menuliskan sebuah buku di usianya yang cukup muda. Karena pada hakikatnya, bangsa ini kita bisa memilih menjadi sel yang rapuh atau sel kokoh sebagai tulang punggung bangsa ini. Sebagai seorang pemuda yang baik, maka haruslah menuangkan pemikiran kepada bangsa ini yang salah satunya bisa dalam bentuk sebuah buku dan dengan demikian maka ia dapat digolongkan menjadi sel yang kokoh.

Continue reading

Merajut Kembali Kejayaan HMI Komisariat FHUI

MERAJUT KEMBALI KEJAYAAN HMI KOMISARIAT FHUI

Oleh: Pan Mohamad Faiz

Catatan: Tulisan ini disampaikan sebagai bahan pembekalan bagi Pengurus Terlantik HMI Komisariat FHUI Periode 2009/2010, sekaligus sebagai bahan Pengantar Utama Diskusi dengan Tema: ”Kebangkitan Dimulai dari Sini, dari Komisariat Kita” pada Sabtu, 7 Februari 2009 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok. Diskusi menghadirkan Pembicara lainnya, yaitu DR. SULASTOMO (Mantan Ketua Umum PB HMI Periode 1963-1967, Pemimpin Umum Harian Pelita) dan ABDUL HARIS M. RUM (Partner Lubis Ganie Surowidjojo Lawfirm). Kegiatan ini sekaligus sebagai refleksi hari lahir HMI ke-62 yang jatuh bertepatan pada tanggal 5 Februari 2009.

I. Pendahuluan

img_1594Kibaran bendera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di jagad raya kemahasiswaan memang tidak pernah surut hingga kini. Maklum saja, organisasi yang berdiri sejak tanggal 5 Februari 1947 dengan bernafaskan keislaman dan berbasis intelektualitas ini telah dan terus menelurkan sederat kampiun kenamaan di berbagai bidang, mulai dari para akademisi, politisi, pengusaha, hingga petinggi negara. Namun demikian, di usianya yang dua hari lalu telah menginjak 62 tahun, pantulan suara genderang HMI ternyata juga tidak kalah sumbangnya dengan apa yang telah dihasilkannya selama ini. Tak pelak, di tengah-tengah nada yang membanggakan, kiprah HMI kerap kali diterjang kritik yang beraneka ragam.

Continue reading

Indonesia Juara Pertama The Asia Pacific International Humanitarian Law Moot Court Competition

INDONESIA JUARA PERTAMA THE ASIA PACIFIC INTERNATIONAL HUMANITARIAN LAW MOOT COURT COMPETITION


n638254606_1594147_5123616Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi juara pertama lomba peradilan semu “The 7th Red Cross International Humanitarian Law” (the winning team) untuk kawasan Asia-Pasifik yang berlangsung pada 6 hingga 7 Maret 2009 di Hongkong. Indonesia diwakili oleh Katrina Marcellina (2007), Tracy Tania (2007), Aloysius Selwas Taborat (2005).

Dalam keikutsertaan kali kedua ini, tim Indonesia harus berlaga dengan wakil dari 16 Universitas ternama di kawasan Asia-Pasifik diantaranya The University of Adelaide, Chulalongkorn University, National University of Singapore, The University of Tokyo, Ewha Womens University (Korea). Didampingi oleh Hersapata Mulyono, S.H, tim FHUI harus melewati tahapan general round, semi-final round, dan final round.

Pada ronde pertama di general round, tim FHUI melawan tim dari China, yaitu Beijing Normal University. Sedangkan, pada ronde ke dua tim FHUI melawan Gujarat National University dari India. Pada semi-final, tim Universitas Indonesia bertemu dengan Tim Ewha Womans University dari Korea, yang merupakan lawan tangguh karena berbekal hasil riset yang intensif. Tim dari Universitas Indonesia dan tim dari Gujarat National Law University kembali lagi bertemu pada babak final. Tahun lalu, tim FHUI yang diwakili oleh Wincen Adiputra Santoso (2005) dan Simon Barrie Sasmoyo (2005) merupakan semifinalis dalam Kompetisi tersebut.

Continue reading