MELIHAT NEGERI NAGA DAN GAJAH
Tenaga-tenaga ahli Indonesia banyak yang tertarik bekerja di luar negeri.Agar Indonesia tidak mengalami kekurangan tenaga ahli, atmosfer lingkungan kerja yang lebih kondusif harus dibangun.
Anak muda yang baru lulus kuliah dianggap memiliki idealisme tinggi. Mereka biasanya haus akan pengetahuan baru dan sangat ingin mempraktikkan ilmu yang sudah didapat dalam kehidupan nyata sehari- hari. Demikian juga anakanak Indonesia yang berhasil meraih gelar master, doktor, hingga profesor dari perguruan tinggi di luar negeri.
Mereka masih memiliki idealisme untuk menyumbangkan ilmu demi membangun masyarakat. Sejatinya jika ada ruang untuk berekspresi dan mengembangkan diri,para tenaga ahli akan memilih bekerja dan tinggal di dalam negeri bersama sanak saudara. Sebagaimana pepatah, seenak-enaknya hidup di negeri orang, masih enak di negeri sendiri.
Sayangnya, lingkungan kerja di dalam negeri belum cukup kondusif sehingga mereka lebih memilih hengkang dan berkompetisi dalam bursa kerja global. Maraknya tenaga ahli yang bekerja di luar negeri (brain drain) tidak selalu berkonotasi negatif. Menurut Rektor Universitas Indonesia (UI) Gumilar Rusliwa Soemantri, dengan bekerja di luar negeri, mereka akan meniti karier dan menimba pengalaman sebanyak- banyaknya sehingga sekembalinya ke Indonesia mereka bisa menyumbangkan ilmu mereka bagi pembangunan bangsa.